Ini merupakan kali kedua Indonesia tidak
mampu lolos ke empat besar, setelah terakhir kali terjadi pada 2007.
Saat itu, Indonesia menempati peringkat ketiga di bawah Singapura dan
Vietnam.
Pada gelaran tahun ini, tim Merah Putih kandas
di fase grup setelah hanya mencatat satu kemenangan, sekali imbang, dan
satu kali kalah. Bukan itu saja, untuk kali pertama dalam sejarah Piala
AFF, selisih gol Indonesia minus, yakni memasukkan tiga, dan kebobolan
empat kali.
Ironisnya, dua kali Indonesia digagalkan Indonesia di
laga menentukan secara berturut-turut. Pada 2010, Malaysia mengubur
ambisi Indonesia menjadi juara untuk pertama kalinya, dan di tahun ini,
tim Harimau Malaya memaksa Garuda tak bisa mengepakkan sayapnya.
Kegagalan
ini merupakan muara dari kekisruhan persepakbolaan nasional dalam kurun
waktu dua tahun terakhir. Walau menganggap Indonesia sebagai tim
tangguh, pelatih Malaysia Datuk K Rajagopal dan Radojko Avramovic
(Singapura) ikut menyinggung permasalahan sepakbola di Indonesia dalam
sesi jumpa wartawan menjelang laga.
Kondisi persepakbolaan
nasional ini memberikan dampak langsung terhadap psikologi pemain.
Mereka merasa terbebani dengan adanya berbagai tudingan yang menyebutkan
tim besutan Nil Maizar itu tidak akan bersinar di Piala AFF. Nil pun
beberapa kali mengeluarkan pernyataan 'pembuktian bagi pemain' yang
secara tak langsung menggambarkan kondisi itu.Timnas senior mengawali AFF Suzuki Cup 2012
dengan tidak mulus. Pemain sempat goyah ketika Laos berhasil unggul
lebih dulu untuk kedua kalinya. Kesalahan pemain belakang Laos akhirnya
membuat Indonesia bisa memaksa pertandingan diselesaikan dengan skor
2-2.
Performa Indonesia mengalami peningkatan ketika menghadapi
Singapura. Elie Aiboy dan kawan-kawan sukses memaksa Singapura menelan
kekalahan 1-0, kendati di laga pertama tim Singa mempecundangi tuan
rumah Malaysia tiga gol tanpa balas. Luapan kegembiraan pun
diperlihatkan layaknya Indonesia sudah mendapatkan satu tempat di
semi-final.
Namun di laga pamungkas, Indonesia yang hanya
membutuhkan hasil imbang, justru dipermak Malaysia 2-0. Setelah
Azammuddin bin Mohd Akil mencetak gol pertama, ketegangan kembali muncul
di diri pemain. Akibatnya, selang tiga menit kemudian, Mahali Jasuli
menggandakan keunggulan tuan rumah.
Tim Garuda mampu
bangkit di babak kedua, dan memberikan tekanan. Tapi lawan yang dihadapi
adalah Malaysia, bukan Laos. Malaysia sudah lebih dulu
mengantisipasinya, dan pemain belakang mereka lebih disiplin dalam
menghadapi gempuran Indonesia.
Nasi sudah menjadi bubur,
penyisihan grup Piala AFF pun tak bisa diulang lagi. Sekarang saatnya
bagi para stakeholder sepakbola nasional, mulai dari grassroots hingga
mereka yang merasa dirinya masing-masing sebagai penguasa sah induk
organisasi untuk bercermin, dan memikirkan kemajuan sepakbola nasional
di masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar